Malam kemuliaan yang amalannya dilipatgandakan adalah malam lailatul Qadar. Malam seribu malam yang jika dihitung ada 87 tahun. Sedangkan usia orang rata-rata hanya 63 tahun. Maka dari itu, malam ini sangat dinanti umat muslim. Namun, tidak ada yang mengetahui kapan datangnya waktu yang tepat datangnya malam lailatul Qadar.
Rasulullah sebagai penerima wahyu dari Allah hanya memberi tahu tanda-tanda malam lailatul Qadar. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Baca juga : Olahan Kurma Unik Untuk Takjil dan Cemilan Lebaran
Sebagaimana hadits di atas disebutkan bahwa Kapan datangnya malam lailatul qadar terjadi pada sepuluh terakhir bulan ramadhan. Kemudian dijelaskan lebih rinci lagi yaitu di malam-malam ganjil seperti hadist rasulullah berikut ini :
حَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Kemudian ada hadits yang menyebutkan bahwa lailatul qadar terjadi di tujuh malam terakhir bulan ramadhan lebih memungkinkana terjadi sebagaimana hadits dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.” (HR. Muslim)
Dari beberapa hadits diatas dijelaskan bahwa malam lailatul qadar terjadi pada sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bahwa lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun.