Melakukan shalat sunnah tasbih di bulan ramadhan biasanya dilakukan secara berjamaah. Di malam 10 hari terakhir ramadhan, banyak masjid yang mengadakan shalat tasbih di malam ganjil. Hal itu dilakukan semata-mata untuk mendapatkan malam seribu bulan atau Lailatul Qadar.
Dilansir dari Nu Online, Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin dalam Busyral Karim bi Syarhi Masa’ilit Ta’lim halaman 260-261 juz I menyebut sebuah hadis Rasulullah SAW dan sejumlah pandangan ulama berikut ini.
علمها صلى الله عليه وسلم لعمه العباس، ذكر له فضلا عظيما فيها، منه “ولو كانت ذنوبك (مثل رمل عالج) لغفرها الله لك” وحديثها حسن. قال التاج السبكي: لا يسمع بعظيم فضلها ويتركها إلا متهاون بالدين، ففي حديثها “إن استطعت أن تصليها في كل يوم مرة، وإلا في كل جمعة، وإلا ففي كل شهر، وإلا ففي كل سنة، وإلا ففي العمر مرة”
Artinya, “Rasulullah SAW mengajarkan Sayidina Abbas RA (pamannya) sembahyang tasbih. Kepadanya, Rasulullah SAW menyebutkan keutamaan besar sembahyang tasbih. Salah satunya adalah ampunan Allah SWT, ‘Kalau saja dosamu sebanyak gundukan pasir, niscaya Allah SWT akan mengampuni dosamu.’ Hadits ini hasan.
Melihat hadist diatas maka tak ada salahnya untuk melaksanakan shalat sunnah ini. Beberapa majlis bahkan sampai melaksanakan shalat tasbih sebelum majlis dimulai.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita selalu meningkatkan kualitas ibadah di bulan penuh rahmat ini. Tentunya ibadah akan semakin terasa ringan jika kondisi tubuh kita sehat dan bugar. Untuk itu, Qursyiban menjadi menu berbuka dan sahur yang tepat saat ramadhan.
Allah menyukai muslim yang kuat. Artinya kuat secara jasmani dan rohani. Lengkapi kebutuhan jasmanimu dengan memakan kurma unik Qursyiban. Lezat enak dan bermanfaat.